JAKARTA — Berdasarkan survei tahunan terbaru SiteMinder, wisatawan Indonesia menonjol sebagai yang paling peduli lingkungan secara global. Dalam laporan “Changing Traveller Report 2025,” ditemukan bahwa 95% wisatawan Indonesia bersedia mengeluarkan lebih banyak uang untuk hotel ramah lingkungan, terutama di kalangan generasi Milenial dan Gen Z, yang mencapai 97%. Data ini mengungguli rata-rata Asia sebesar 85%, Eropa 60%, dan Amerika Utara 55%, mengukuhkan Indonesia sebagai pasar yang sangat eco-conscious.
Laporan SiteMinder dalam keterangan resminya pada Rabu (13/11/2024) yang melibatkan lebih dari 12.000 responden dari 14 negara menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia kian peduli dengan dampak lingkungan dari pilihan akomodasi mereka. Mayoritas responden bersedia membayar hingga 25% lebih mahal untuk fasilitas yang menerapkan praktik ramah lingkungan, sementara 18% bersedia mengeluarkan hingga 50% lebih banyak.
Perubahan Dinamika Perjalanan: Munculnya “Ekawisatawan”
Tren global memperlihatkan perubahan preferensi wisatawan yang kian mempertimbangkan faktor ekologi dan keberlanjutan dalam perjalanan mereka, yang menciptakan fenomena yang disebut “Ekawisatawan.” Ekawisatawan mengutamakan pengalaman perjalanan berbasis nilai—memadukan eksplorasi baru dengan tanggung jawab lingkungan.
Destinasi Wisata dan Tren Anggaran Wisatawan Indonesia
Di ranah internasional, 79% wisatawan Indonesia berencana untuk bepergian ke luar negeri pada 2025, dengan tujuan utama seperti Jepang, Singapura, dan Korea Selatan. Sementara itu, Jawa menjadi destinasi domestik favorit (72%), diikuti oleh Kalimantan dan Sumatra. Selain itu, hampir seluruh wisatawan Indonesia (96%) berencana meningkatkan atau mempertahankan anggaran perjalanan mereka pada tahun mendatang, terutama dari kalangan generasi muda.
Ketergantungan pada Platform Digital dan Teknologi AI
Laporan ini juga mencatat bahwa wisatawan Indonesia semakin bergantung pada teknologi digital, terutama platform agen perjalanan online (OTA). Di antara para wisatawan dari berbagai negara, wisatawan Indonesia merupakan yang paling sering menggunakan OTA untuk riset (25%) dan pemesanan akomodasi (62%). Menariknya, generasi X menunjukkan peningkatan tajam dalam penggunaan OTA, dari 41% tahun lalu menjadi 53% pada 2025.
Tak hanya itu, 98% wisatawan Indonesia terbuka terhadap penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk merencanakan dan meningkatkan pengalaman menginap. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi, hanya sedikit di bawah Thailand, dan jauh melebihi negara-negara seperti Kanada, Jerman, Prancis, dan Inggris yang lebih skeptis terhadap penggunaan AI.
Kebutuhan Fasilitas dan Fleksibilitas dalam Liburan
Kualitas dan fasilitas akomodasi semakin menjadi prioritas bagi wisatawan Indonesia. Hanya sepertiga yang memilih kamar standar, sementara sisanya lebih memilih fasilitas tambahan, termasuk minibar dan aksesibilitas colokan listrik. Tren ini menunjukkan peningkatan ekspektasi terhadap fasilitas yang lebih nyaman dan fungsional.
Selain itu, wisatawan Indonesia juga cenderung fleksibel dalam bekerja dari lokasi wisata. Sekitar 66% menyatakan akan bekerja selama liburan, menempatkan mereka di urutan kedua setelah Thailand. Tren ini menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia semakin memadukan pekerjaan dengan rekreasi, sehingga memilih akomodasi yang memungkinkan mereka untuk tetap produktif.
Acara Khusus Sebagai Pemicu Perjalanan
SiteMinder juga mencatat bahwa 93% wisatawan Indonesia menyatakan mereka lebih mungkin melakukan perjalanan untuk menghadiri acara khusus, seperti konser, festival musik, perayaan keluarga, dan acara olahraga, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan berbasis acara menjadi tren yang semakin kuat di kalangan wisatawan Indonesia.
Pandangan Pelaku Industri: Menyambut Ekawisatawan
Menurut Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder untuk Indonesia, tren ini memberi peluang baru bagi industri perhotelan. “Pelaku perhotelan perlu memahami perubahan perilaku ini secara menyeluruh. Wisatawan kini tidak hanya mencari pengalaman menginap yang nyaman, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai keberlanjutan yang mereka anut,” ujarnya.
Ricaro menambahkan bahwa semakin banyak wisatawan yang mencari pengalaman yang menggabungkan antara bekerja dan berekreasi. “Akomodasi yang memenuhi kebutuhan produktivitas dan rekreasi akan menjadi pilihan utama bagi wisatawan masa kini,” tambahnya.(*)