MAKASSAR – Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan, telah menjadi sosok penting dalam transformasi sepak bola Indonesia sejak ditunjuk sebagai pelatih Timnas pada akhir 2019.
Dengan pengalaman internasional, termasuk membawa Korea Selatan mengalahkan Jerman di Piala Dunia 2018, Shin diharapkan mampu membawa Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Namun, perjalanan kariernya bersama Timnas Indonesia berakhir pada 6 Januari 2025, ketika PSSI secara resmi memberhentikannya.
Keputusan ini diambil oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan kepemimpinan baru untuk meningkatkan peluang lolos ke Piala Dunia 2026.
Spekulasi Pemecatan Shin Tae-yong
Sejak pemecatan Shin Tae-yong, spekulasi mengenai penyebabnya beredar luas di berbagai kanal media, termasuk YouTube. Banyak pihak yang selama ini bersikap kritis terhadapnya memanfaatkan momen ini untuk mendiskreditkan bahkan mendegradasi pencapaiannya. Namun, prestasi Shin adalah fakta yang tidak terbantahkan—hal yang belum pernah dicapai oleh pelatih Timnas Indonesia sebelumnya.
Shin berhasil mengangkat peringkat FIFA Indonesia dari posisi 174 ke 125, suatu pencapaian yang signifikan. Lebih dari itu, dia memberikan kepuasan, kepercayaan diri, kebanggaan, dan harga diri kepada masyarakat Indonesia yang belum pernah dirasakan sejak PSSI berdiri.
Hingga kini, Shin Tae-yong belum memberikan konfirmasi terkait spekulasi yang beredar. Publik menunggu klarifikasi dan cerita di balik pemecatannya. Sebuah laporan dari jurnalis Kompas mencatat bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap kemampuan Shin untuk membawa Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia mencapai 80%.
Prestasi Shin Tae-yong dalam Membangun Timnas Indonesia
Sejak 2020, Shin tidak hanya membangun tim yang kompetitif, tetapi juga mempersiapkan pemain Indonesia untuk bersaing di liga-liga internasional. Beberapa pencapaian luar biasa yang dicatatnya antara lain:
- Membangun Pemain Bertalenta di Liga Internasional
- Witan Sulaeman bermain di Liga 1 Serbia dan Polandia.
- Egy Maulana Vikri juga tampil di Liga 1 Serbia dan Polandia.
- Asnawi Mangkualam sukses merumput di Liga 2 Korea Selatan bersama Jeonnam Dragons, tampil dalam 34 pertandingan sebagai starter.
- Pratama Arhan dikontrak klub Liga Jepang dan Korea Selatan, membangun reputasi sebagai pengumpan maut.
- Marselino Ferdinand, “Wonder Kid”, bermain di Liga Belgia dan kini di Oxford FC.
- Pengembangan Talenta Muda
Shin juga berhasil mengorbitkan talenta muda seperti Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Rizky Ridho, dan Ernando Ari. Sebagai kiper dengan postur tubuh di bawah rata-rata, Ernando menunjukkan kemampuan luar biasa di bawah mistar. - Penemuan dan Rekrutmen Pemain Keturunan
Di bawah kepemimpinannya, Timnas Indonesia mendapatkan pemain naturalisasi berkualitas seperti Elkan Baggott, Rafael Struick, Justin Hubner, Jordi Amat, dan Sandy Walsh. Shin juga memperjuangkan pemain seperti Mees Hilgers dan Kevin Diks, yang akhirnya bergabung dengan Timnas. - Pondasi Fisik, Mental, dan Karakter
Shin menetapkan standar tinggi untuk pemain yang pantas mengenakan jersey Timnas Indonesia. Selain keterampilan teknis, dia menekankan pentingnya kekuatan fisik, mental yang tangguh, karakter, dan sikap yang baik.

Warisan Shin Tae-yong
Shin Tae-yong meninggalkan benchmark baru bagi sepak bola Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Timnas tidak hanya berprestasi, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk masa depan. PSSI kini memulai era baru dengan menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru.
Namun, jejak dan warisan Shin Tae-yong akan selalu dikenang. Fakta bahwa dia membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi adalah sesuatu yang tidak bisa disangkal. Good job, Coach.
Good write-up, I¦m normal visitor of one¦s site, maintain up the excellent operate, and It is going to be a regular visitor for a long time.